“Manfaat Sosiologi Dalam
Kehidupan Manusia/Masyarakat”
Sosiologi
Daftar Isi
Kata
Pengantar ………………………………………………………………………….
BAB
I PENDAHULUAN
Latar
Belakang ……………………………………………………………………………
BAB
II ISI/PEMBAHASAN
Penerapan Pengetahuan Sosisologi …………………………………………………………………….........................
Manfaat Sosiologi Dalam Masyarakat………………………………………………………………….........
Peran Sosiologi Dalam Kehidupan
Masyarakat………………………………………………………......................
BAB
III PENUTUP
KESIMPULAN ……………………………………………………………………………….
Kata Pengantar
Pertama-tama kami ingin mengucapakan terima
kasih banyak kepada Sang Maha Pencipta yang telah memudahkan kami dalam membuat makalah ini.
Dan kami juga ingin berterima kasih yang tiada batasnya kepada
guru Sosiologi kami.
Makalah ini kami susun
agar para pembaca terutama siswa dapat memperluas pengetahuannya mengenai
Pentingnya Sosiologi, makalah yang kami sajikan ini berdasarkan pengamatan dan
data-data baik itu dari internet ataupun dari guru kami sendiri.
Makalah ini berisi beberapa
poin-poin dalam Sosiologi. Yakni mengenai “Pentingnya
Sosiologi Dalam Kehidupan Manusia/Masyarakat”. Kami sadar makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan, tapi dibalik kekurangan itu kami yakin makalah ini juga
memiliki kelebihan.
Semoga makalah ini bermanfaat dan memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca, meskipun makalah ini memiliki
kekurangan. Maka dari itu, dengan hati terbuka kami menerima saran dan kritiknya
agar lebih membangun dan kami juga dapat memperbaikinya.
Terima kasih.
Penulis
:
Desmalia
BAB
I PENDAHULUAN
Latar Belakang
PERANAN SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
Sosiologi
mempunyai posisi dan fungsi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat
dengan realitasnya yang semakin kompleks. Dengan pengetahuan sosiologi, setiap
orang menjadi lebih mudah memahami dirinya, tindakannya, tindakan orang lain,
serta fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sosialnya. Bagaimanakah
penerapan sosiologi dalam kehidupan masyarakat?
Wawasan
sosiologis merupakan wujud dari pemahaman pengetahuan sosiologi terhadap
kenyataan sosial masyarakat. Sebuah pemikiran dalam pengetahuan sosiologi
menyatakan bahwa supaya suatu masyarakat dapat bertahan dan hidup terus
(viable), masyarakat tersebut harus mengembangkan prosedur - prosedur
“pemeliharaan kenyataan” (reality maintenance).
BAB
II
Pembahasan / Isi
A. PENERAPAN
PENGETAHUAN SOSIOLOGI
Mempelajari
sosiologi akan semakin terasa manfaatnya apabila ilmu pengetahuan dalam
sosiologi itu dapat dikaji dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Bentuk – bentuk penerapan dari berbagai pengetahuan sosiologi itu bisa dalam
banyak bidang kehidupan kita, antara lain sebagai berikut :
1. Penerapan
Pengetahuan Sosiologi dalam Interaksi Sosial
Dalam kajian
sosiologi, interaksi sosial merupakan bentuk hubungan dan pengaruh timbal balik
antar manusia, baik secara individual maupun secara kelompok.
Dalam
melaksanakan interaksi sosial sebagai perwujudan peran sosial yang kita miliki
harus didasarkan pada nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Oleh
karena itu, penerapan sosiologi dalam interaksi sosial perlu dilakukan karena
adanya bentuk - bentuk nyata dari interaksi sosial berikut ini :
a. Interaksi
di dalam keluarga harus memerhatikan norma - norma keluarga dan kekerabatan.
b. Interaksi
dalam lingkungan masyarakat berpedoman pada adat dan istiadat dan sistem norma
yang berlaku.
c. Interaksi
dalam lingkungan kedinasan (bagi para pegawai /karyawan) harus memerhatikan
norma – norma hukum yang berlaku.
d. Interaksi
sosial dalam masyarakat luas juga harus memerhatikan sistem tata kelakuan dan
hubungan yang berlaku dalam kalangan masyarakat luas tersebut.
Penerapan
pengetahuan sosiologi tentang interaksi dan peran sosial dapat membantu
keberhasilan seseorang menjalankan peran sosialnya berhubungan dengan anggota
masyarakat yang lain. Misalnya, seseorang yang memerhatikan kaidah atau norma
yang menjadi aturan di tempat kerjanya, maka ia akan diterima baik sebagai
anggota dari mereka yang berada di lingkungan kerja tersebut.
2. Penerapan
Pengetahuan Sosiologi dalam Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Sebagaimana
kita ketahui bahwa proses sosialisasi itu berlansung sepanjang hidup dan akan
terus berpengaruh terhadap corak kepribadian individu. Bertolak dari hal
tersebut, maka sebaiknya proses sosialisasi bagi seorang anak harus
diperhatikan secara baik agar tidak menyerap nilai – nilai perilaku
yang menyimpang dalam proses sosialisasi yang dilakukannya. Ini berarti bahwa
tindakan antisipasi dalam proses sosialisasi mutlak diperlukan bagi orang tua
maupun pendidik untuk mengawasi perkembangan kepribadian bagi
anak/anak didiknya.
Penerapan
pengetahuan sosiologi tentang proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
membantu seseorang untuk memahami bagaimana ia harus bersosialisasi dalam
masyarakat agar mempunyai kepribadian yang baik.
3. Penerapan
Pengetahuan Sosiologi tentang Nilai dan Norma
Nilai dan
norma pada dasarnya merupakan perangkat pengatur aktivitas individu dalam
masyarakat. Tiap – tiap masyarakat yang memiliki struktur budaya tertentu akan
memiliki sistem nilai dan norma yang berbeda pula. Dengan demikian, nilai dan
norma dari suatu masyarakat tidak dapat dipaksakan untuk diberlakukan pada
daerah lain yang mempunyai struktur budaya yang berbeda. Misalnya, kebiasaan
bersalaman dan mencium tangan orang yang lebih tua di masyarakat Jawa akan
menjadikan anak tersebut sebagai anak yang tahu bertata krama.
Penerapan
pengetahuan sosiologi tentang nilai dan norma sosial dapat
membantu keberhasilan seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota
masyarakat dalam struktur sosial dimana ia berada.
4. Penerapan
Pengetahuan Sosiologi tentang Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial
Perilaku
menyimpang merupakan fenomena sosial yang selalu terjadi di masyarakat. Apabila
prilaku menyimpang terjadi dalam jumlah dan skala yang besar, maka keamanan dan
ketertiban masyarakat dapat terganggu. Oleh karena itu, diperlukan
langkah-langkah sosial. Langkah langkah tersebut dinamakan pengendalian sosial.
Pengendalian sosial ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, sesuai
dengan tingkat dan jenis penyimpangan perilaku yang dilakukan.
Pengetahuan
sosiologi tentang munculnya perilaku menyimpang yang dapat mengganggu
keteraturan sosial akan memberikan pengetahuan tentang upaya pengendalian
sosial. Upaya pengendalian sosial diciptakan agar keteraturan sosial dapat
dibangun dan terus terjaga didalam masyarakat.
Misalnya,
banyaknya penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja. Akibat yang ditimbulkan
dari tindakan ini yaitu ketidakstabilan fisik dan mental, bahkan gengguan
ketenangan umum. Oleh karena itu, dapat diupayakan pengendalian sosial dengan
cara memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesigapan aparat penegak hukum
dalam mewujudkan keteraturan sosial.
5. Peranan
Pengetahuan Sosiologi dalam Penyesuaian terhadap Perubahan Sosial
Perubahan
sosial adalah sesuatu yang pasti terjadi pada setiap masyarakat, tidak ada satu
masyarakat pun yang berhenti dari perubahan dan dinamika. Namun, harus
dimengerti bahwa tidak selamanya perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat
itu mengarah pada perbaikan dan penyempurnaan kualitas hidup. Adakalanya justru
sebaliknya.
Pada setiap
perubahan sosial pasti ada pihak-pihak yang diuntungkan dan ada pihak-pihak
yang dirugikan. Untuk menerapkan pengetahuan tentang perubahan sosial dapat
dilakukan dengan memerhatikan hal-hal berikut ini.
a. Apabila
kita berkedudukan sebagai pemimpin atau sebagai agen perubahan sosial (agent
of change), yaitu pihak yang menghendaki perubahan, maka setiap kali
merencanakan suatu perubahan harus mempertimbangkan matang-matang hasil atau
pengaruh perubahan tersebut. Sedapat mungkin, perubahan yang terjadi dapat
memperbaiki suasana serta lebih banyak menguntungkan masyarakat luas daripada
justru memunculkan kegelisahan dan penderitaan.
b. Apabila
bertindak sebagai member of change, yaitu pihak yang dikenal
proses perubahan, maka kita harus berhati-hati untuk menentukan sikap apakah
kita mengikuti perubahan atau menentang arus perubahan. Apabila perubahan yang
terjadi itu menguntungkan, maka sebaiknya kita mengikuti arus perubahan itu
dengan baik sehingga tidak menjadi bagian dari pihak yang dirugikan.
Sebaliknya, apabila perubahan itu bersifat tidak menguntungkan, maka sebaiknya
kita berada pada posisi defensif, artinya lebih bersifat melihat dan menunggu,
mencari peluang-peluang yang lebih baik untuk menghindari perubahan itu.
B. MANFAAT
SOSIOLOGI DALAM MASYARAKAT
Ada banyak
manfaat pengetahuan sosiologi yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari untuk menunjang keberhasilan seseorang dalam menjalankan tugasnya.
Manfaat-manfaat tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Menambah
pengetahuan tentang keberagaman suku, dan agama, serta menambah
pengetahuan tentang keberagaman budaya yang menyangkut sistem nilai dan norma,
adat istiadat, kesenian, dan unsur-unsur budaya lainnya.
2. Menumbuhkan
kepekaan terhadap toleransi sosial dalam pergaulan sehari-hari sehingga
memungkinkan terjadinya hubungan saling pengertian dan saling menguntungkan.
3. Menghindari
terjadinya konflik sosial, terutama konflik horizontal yang melibatkan
pertikaian antar golongan, antar suku, antar agama, ataupun antar ras.
4. Menghindari
terjadinya dominasi sosial, dominasi politik, dominasi ekonomi maupun budaya.
Dengan tumbuhnya solidaritas sosial sebagai hasil pemahaman terhadap
nilai-nilai karakteristik sosial dan individu melalui sosiologi, maka dominasi
sosial politik, ekonomi maupun budaya dapat dihindari, paling tidak bisa
dikurangi.
5. Meningkatkan
integritas nasional dalam rangka mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang maju yang memiliki standar hidup yang tinggi.
6. Sosiologi
dapat membantu kita untuk memahami penyebab orang melakukan tindakan tertentu.
Setiap tindakan pasti dipicu oleh faktor sosiologis, cultural, biologis, dan
faktor lainnya.
C. PERAN
SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Orang yang
mendalami ilmu sosiologi dan kemudian menjadi ahli dalam ilmu tersebut disebut
sosiolog. Kehadiran sosiolog sangat penting artinya dalam pengembangan ilmu dan
pembangunan masyarakat itu sendiri. Berikut beberapa peran sosiolog dalam
kehidupan masyarakat.
1. Sosiolog
sebagai Ahli Riset
Seperti semua
ilmuwan lainnya, para sosiolog perhatian pada pengumpulan dan penggunaan data.
Sosiolog bekerja sama dengan menggunakan berbagai cara dalam mengembangkan ilmu
sosiologi.
Misalnya,
sosiolog memimpin riset ilmiah mencari data tentang kehidupan sosial
masyarakat. Kemudian, data yang diperoleh diolah menjadi suatu karya ilmiah
yang berguna bagi pengambil keputusan. Dengan demikian, seorang
sosiolog harus mampu menjernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang
dalam masyarakat.
Dari hasil
penelitiannya, sosiolog bisa menghadirkan kebenaran-kebenaran. Selain itu,
dapat juga meminimalisasi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekeliruan
dalam suatu masyarakat. Oleh sebab itu, seorang sosiolog bisa menghadirkan
ramalan sosial berdasarkan pola-pola atau kecenderungan serta
perubahan-perubahan yang paling mungkin terjadi.
2. Sosiolog
sebagai Konsultan Kebijakan
Berdasarkan
ilmu, kajian-kajian, serta riset yang dilakukannya, sosiolog dapat memberikan
masukan terhadap kebijakan untuk masyarakat yang akan diputuskan oleh para
pengambil kebijakan.
Sosiolog
membantu menganalisis serta memperkirakan pengaruh yang akan terjadi jika suatu
kebijakan diambil dan diterapkan oleh pemerintah pada suatu masyarakat
tertentu.
Sosiolog juga
dapat menganalisis pembangunan seperti apa yang cocok bagi suatu masyarakat.
Hal ini bertujuan agar kebijakan yang diambil oleh pemerintah memenuhi suatu
harapan serta menghasilkan pengaruh yang diinginkan.
3. Sosiolog
sebagai Teknisi
Beberapa
sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka
member saran-saran, baik dalam penyelesaian berbagai masalah hubungan
masyarakat, masalah moral, maupun hubungan antar kelompok dalam suatu lembaga
masyarakat. Dalam kedudukan seperti ini, sosiolog bekerja sebagai ilmuwan
terapan (applied scientist). Mereka dituntut untuk menggunakan
pengetahuan ilmiahnya dalam mencari nilai-nilai tertentu, seperti efisiensi
kerja atau efektivitas suatu program pembangunan, ataupun suatu kegiatan
masyarakat.
4. Sosiolog
sebagai Guru atau Pendidik
Guru atau
pendidik mempunyai tugas mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didiknya. Namun, tugas guru tersebut tidak semudah
membalikkan telapak tangan, khususnya tugas guru dalam mengajarkan ilmu-ilmu
sosiologi. Stereotip yang muncul dari pengajaran sosiologi adalah terlalu
bertele-tele, menjenuhkan, dan teorinya membingungkan. Stereotip negatif
tersebut dapat membuat minat dan motivasi belajar peserta didik merosot.
Oleh sebab
itu, sosiolog yang berperan sebagai seorang guru sosiologi hendaknya bertugas
menjelaskan dan meluruskan stereotip tersebut, di samping bisa terus
mengembangkan dan menularkan ilmu pada siswanya dengan baik.
Berkaitan
dengan tugasnya sebagai guru atau pendidik, seorang sosiolog dalam menyajikan
fakta harus bersikap netral dan objektif. Contohnya, dalam menyajikan masalah
kemiskinan, seorang sosiolog tidak boleh menciptakan anggapan sebagai pendukung
suatu proyek tertentu atau mengubahnya sehingga terkesan reformis dan
konservatif. Sosiolog dapat menyajikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana
keterlibatan mereka dalam pemecahan masalah-masalah sosial serta menunjukkan
apa yang telah mereka pelajari dari pengalaman-pengalaman di lapangan.
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan
Sosiologi sangat penting dalam kehidupan manusia. Sosiologi mempelajari
tentang manusia/masyarakat untuk hidup sosial satu sama lain, yang saling
membantu , saling pengertian, dan saling menguntungkan, yang menunjang
seseorang untuk mencapai keberhasilan dengan bersosial dengan sesama
manusia/masyarakat.
4 komentar:
Min.. lalu bagaimana jika tembaga dan belerang di reaksi kan? Mohon penjelasan nya min.. :) (agakmelenceng:v)
:v pembaca somvlak lu..😂😂😂 reaksinya kayak kamu dan aku.. :v
Jiaahh... xD xD xD berarti kita tembaga(II) Sulfida dong min? xD
Ijin Copas Ya... thanks udah berbagi
Posting Komentar